Pesona rinjani clean up

Pesona Rinjani dan Wujud Kecintaan Para Pendaki
Setelah ditutup selama 3 bulan akhirnya gunung Rinjani kembali dibuka pada April 2016. Antusiasme pendaki melonjak tajam bukan hanya bagi kalangan pendaki Indonesia tapi juga mancanegara. Menumpuknya sampah di sepanjang jalur pendakian tentu saja membuat Rinjani kehilangan pesonanya.
Hal tersebut membuat berbagai komunitas peduli lingkungan di Lombok turun tangan untuk membuat suatu event untuk menyapu bersih gunung Rinjani sekaligus mengawali pembukaan kembali jalur pendakian.
Semula event ini menuai kritikan karena dilaksanakan sebelum pendakian seperti diutarakan oleh Norman Saidi selaku Ketua Forum Komunikasi Pendaki Rinjani (F- Koper), "acara ini akan lebih baik jika diadakan di akhir pendakian karena sampah pasti menggununung".
Namun demikian ia tetap menyambut positif. Event yang 'Rinjani Clean Up 2016' yang berlangsung dari tanggal 1-6 April 2016 ini telah diikuti oleh hampir 300 peserta dari seluruh Indonesia dan mancanegara. Baik tua maupun muda.
Andong, pelajar kelas 5 SD sebagai peserta termuda yang mengikuti acara ini sekaligus peserta termuda mencapai puncak Rinjani dalam kegiatan ini, mengatakan meski lelah namun ia cukup senang. Sedangkan bagi Hafsah, pelajar dari Belanda yang berdarah Somalia dan lahir di Arab Saudi mengatakan meski perdana dalam mengikuti aksi bersih-bersih gunung namun ia bangga karena bisa mengikuti pendakian sekaligus membersihkan lingkungan.
Pun dengan Dicky mahasiswa Universitas Pasundan Bandung yang mengapresiasi penuh acara ini berharap kembali diadakan bukan hanya di Rinjani saja tapi di seluruh Indonesia.
Benar saja, sepanjang jalur pendakian sampah-sampah terlihat nyata baik sampah organik maupun non organik. Sampah-sampah organik dibersihkan dengan cara menggali tanah dan menguburkannya. Sedangkan sampah non organik seperti plastik, kaleng dsb dibawa pulang dengan mengumpulkannya kedalam karung atau kantong sampah.
Menurut Direktur Shelter Indonesia Asep Noorman Tanjung selaku salah satu tim penyelenggara sekaligus sponsor mengatakan aksi RCU ini merupakan solidaritas bersama para komunitas peduli lingkungan di Lombok NTB untuk menjaga keindahan dan kelestarian alam. “Karena setiap gunung memiliki jiwa maka ia akan bersahabat apabila kita berlaku adil terhadap alam sekitar kita,” ungkapnya.
Namun demikian aksi tersebut bukan hanya berhenti sampai disini karena pada kenyataannya di lapangan masih terdapat aksi vandalisme yaitu dengan ditemuinya berbagai coretan-coretan pada dinding batu, tiang-tiang besi maupun pada tiap-tiap pos yang kita jumpai.
Bagos dari Baca Pesat (Base Camp Pendaki Tersesat) menambahkan meski dengan persiapan yang seadanya, namun acara ini berlangsung sukses bahkan melebihi target yang ingin dicapai yaitu dengan tingginya antusiasme para pendaki dan tumpukan sampah dalam kantong-kantong yang berhasil dikumpulkan di pos pendaftaran sehingga pesona keindahan Dewi Anjani dapat terus dilestarikan.
Hal senada diungkapkan juga oleh Koordinator Pelaksana RCU 2016 Sobah Mahdi dan ia cukup puas dengan koordinasi yang baik dari semua pendukung, sponsor maupun peserta. “Tugas manusia sejatinya menjaga keseimbangan alam, cara paling mudah adalah dengan menanam sampah organik dan membawa turun kembali sampah non organik kita masing-masing,” ujarnya.
Acara tersebut dipelopori oleh antara lain: Mapala FE UNRAM, Wapala FH UNRAM, Gempar UGR Lotim, Sangkarean Lotim. Pawang Rinjani, Trasbag Community, Bulan Sabit Merah Indonesia, KSR PMI UNRAM, SAR Nasional Avignam Jagat Samagram, FPAP, Mapala FKIP UNRAM, Oasistala Lotim, Wanapratala FT UNRAM dan lainnya.

Pesona Rinjani dan Wujud Kecintaan Para Pendaki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI GUNUNG HUTAN

Manajemen stres